مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا و مِنْ بِاللهِ وَنَعُوْذُ
للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ
الْحَمْدَإِنّ
لَهُ هَادِيَ فَلاَ يُضْلِلْ وَمَنْ لَهُ مُضِلّ فَلاَ اللهُ يَهْدِهِ مَنْ أَعْمَالِنَا
سَيّئَاتِ
اَللهُمّ
صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ
إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
يَاأَيّهَا
الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ
وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
فَاسْتبَقُِوا اْلخَيْرَاتِ أَيْنَ مَا تَكُونوُا يَأْتِ بِكُمُ اللهُ جَمِيعًا إِنَّ اللهَ عَلىَ كُلِّ شَئٍ قَدِيرٌ
فَاسْتبَقُِوا اْلخَيْرَاتِ أَيْنَ مَا تَكُونوُا يَأْتِ بِكُمُ اللهُ جَمِيعًا إِنَّ اللهَ عَلىَ كُلِّ شَئٍ قَدِيرٌ
أَمّا
بَعْدُ
Perubahan
dan pergantian zaman merupakan sunnatullah. Oleh karena itu dalam kehidupan
kita ini terjadi pergantian generasi dari suatu generasi ke generasi
berikutnya. Masa depan agama, bangsa dan negara salah satunya ditentukan pada
hari ini, karena itu setiap kita punya tanggung jawab menghadapi hari esok,
yang bisa jadi zamannya sangat berbeda dengan zaman yang kita alami, bahkan
tantangan masa depan bisa jadi amat berbeda dengan yang kita hadapi sekarang.
Oleh karena itu agama Islam memerintahkan agar kita mempersiapkan generasi atau
pemuda dengan sebaik-baiknya.
Rasulullah
SAW, memiliki banyak sahabat yang lebih muda dari beliau, bahkan banyak yang
jauh lebih muda dari beliau. Ali bin Abi Thalib salah satu pemeluk Islam yang
paling awal. Beliau memeluk Islam atas keinginannya sendiri ketika berusia 8
tahun, Beliau senantiasa berada di samping Rasulullah. Beliau juga menyertai
Rasulullah SAW pada saat bertemu dengan 40 pemuka Quraisy, yang merupakan
tokoh-tokoh paling berpengaruh di masyarakat pada waktu itu. Pada pertemuan itu
Rasulullah menyeru mereka untuk masuk Islam, tetapi mereka menolak seruan
tersebut. Pada saat itu Ali ra. berdiri di sisi Rasulullah sembari memandang
kepada semua yang hadir, kemudian berkata : “Aku beriman kepadanya, dan aku
menjadi penolongnya”. Arqam bin Abi Arqam, Usman bin Umair dan sebagainya.
Ja’far bin Abi Thalib yang berani berdiri di depan Raja Najasyi dari Habasyah
(Ethiopia) untuk mewakili dan membela kaum muslimin, padahal ketika itu ia baru
berusia 20 tahun. Masih banyak lagi contoh pemuda pemudi muslim yang mampu
memberikan konstribusi yang besar kepada Islam dan berprestasi tinggi
semata-mata mencari ridha Allah SWT.
Perhatian
Islam yang besar terhadap generasi muda menunjukkan bahwa masa muda merupakan
masa yang sangat penting dan masa yang paling berharga. Generasi muda merupakan
rahasia kekuatan suatu umat, tiangnya kebangkitan, kebanggaan dan kemuliaan. Di
atas pundak merekalah masa depan umat terpikul, karena pemuda memiliki
keistimewaan tersendiri, baik dari segi keberanian, kecerdasan, semangat,
maupun dari kekuatan jasmaninya.
“Berikan
10 orang pemuda dan aku akan mampu memindahkan sebuah gunung dan berikan aku 100
orang pemuda maka aku akan dapat menggerakkan dunia” pernyataan populer
tersebut ditegaskan Bapak Proklamator Republik Indonesia Bung Karno mengenai
arti pentingnya posisi pemuda.
Sosok
pemuda mempunyai nilai sejarah tersendiri. Peran pemuda Indonesia senantiasa
ada pada lini terdepan dalam sejarah bangsa. Kebangkitan Nasional 1908, Sumpah
Pemuda 1928, Proklamsi Kemerdekaan R.I 1945, Perubahan dari Orde Lama ke Orde
Baru 1966, dari Orde Baru ke Orde Reformasi 1988. Bahkan masyarakat
Internasional menyadari arti penting dan nilai strategis pemuda sebagai agen
perubahan (agent of change) dalam pembangunan.
Pada
periode lahirnya syari’at Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW, generasi
muda memegang peranan yang sangat penting dalam menyebarluaskan dakwah
Islamiyah, karenanya jangan lewatkan masa muda untuk hal-hal yang tak ternilai
di hadapan Allah SWT. Oleh karena itu, menjadi tanggung jawab kita untuk
menghasilkan generasi Islam yang berkualitas Islami.
Paling
tidak, ada empat hal yang menjadi kriteria dari profil pemuda muslim yang
berkualitas,yaitu:
Pertama, Pemuda yang memiliki aqidah yang benar. Akidah Islam tegak berdasarkan peng-Esaan kepada Allah, mengakui-Nya sebagai Tuhan, penguasa, pencipta, pemberi rizki, pemilik langit, bumi dan seisinya serta satu-satunya Zat yang akan menghidupkan kembali yang akan memberikan balasan kepada hamba-hamba-Nya, dan inti dari akidah adalah Tauhid.
Pertama, Pemuda yang memiliki aqidah yang benar. Akidah Islam tegak berdasarkan peng-Esaan kepada Allah, mengakui-Nya sebagai Tuhan, penguasa, pencipta, pemberi rizki, pemilik langit, bumi dan seisinya serta satu-satunya Zat yang akan menghidupkan kembali yang akan memberikan balasan kepada hamba-hamba-Nya, dan inti dari akidah adalah Tauhid.
Tauhid
menjadi misi utama para nabi dan rasul serta para shalih terdahulu yang tidak
boleh dilupakan. Apa yang dilakukan oleh Yaqub as ketika hampir wafat, patut
kita teladani dalam mempersiapkan pemuda sebagai generasi penerus. Waktu itu,
Yaqub bertanya kepada anak-anaknya, “Apa yang akan kalian sembah
sepeninggalanku?” semua anak-anaknya menjawab, kami akan menyembah Tuhanmu,
Tuhan bapak-bapakmu-Ibrahim, Ismail, Ishak yakni Allah SWT dan kami berserah
diri kepada-Nya (kisah ini diabadikan dalam QS. 2 Al Baqarah : 133).
Demikian
pula pengajaran Lukman kepada anaknya yang diabadikan dalam Al-Qur’an yang
artinya : Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia
memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan
(Allah) sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang
besar” (QS. 31 Lukman : 13).
Dasar
pendidikan akhlak bagi seorang pemuda adalah akidah yang benar, karena akhlak
tersarikan dari akidah dan pancaran darinya. Oleh karena itu jika seorang
pemuda berakidah dengan benar, niscaya akhlaknya pun akan benar, baik dan
lurus. Begitu pula sebaliknya, jika akidahnya salah dan melenceng, maka
akhlaknya pun akan tidak benar.Dalam satu hadits Rasulullah SAW bersabda : اَكْمَلُ
الْمُؤْمِنِيْنَ اِيْمَانًا اَحْسَنُهُمْ خُلُقًا “Mukmin yang sempurna imannya, adalah yang paling
baik akhlaknya” (HR. Turmudzi dari Abi Hurairah).
Ciri
Kedua, menempa diri dengan memiliki
ilmu dan tsaqafah Islam. Kita semua terutama pemuda hendaklah senantiasa
menempa diri dan secara terus-menerus mencari ilmu dan mengamalkannya. Tanpa
ilmu pemuda akan tertinggal. Islam mengajak manusia untuk menguasai ilmu, dalam
ayat pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang artinya : “Bacalah,
dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantara
kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya” (QS. 96 Al-‘Alaq
: 1-4).
Betapa
pentingnya ilmu bagi seorang pemuda, Rasul yang mulia senantiasa memotivasi
umatnya untuk belajar dan membaca. Ada baiknya kita menelaah kembali kisah
seorang pemuda yang usianya belum genap tiga belas tahun berjalan mendekati
barisan pasukan muslim dengan membawa sebilah pedang ia mendatangi Rasulullah
dan berkata, “Ya Rasulullah, aku membaktikan hidupku kepadamu. Izinkan aku
untuk pergi bersamamu dan memerangi musuh-musuh Allah di bawah panji-panjimu”.
Rasulullah
yang mulia memandang anak tersebut dengan penuh kekaguman dan menepuk
pundaknya. Beliau memuji keberaniannya, tetapi menolaknya untuk bergabung
dengan pasukan muslim. Anak muda itu (Zaid bin Tsabit ra.) Rasulullah pun
kemudian memberikan tugas kepadanya. “Zaid pergilah belajar tulisan Yahudi”.
Zaid kemudian belajar bahasa Ibrani. Maka kemudian ia sangat fasih berbahasa
Ibrani dan menjadi sekretaris Rasulullah SAW. Rasulullah juga memerintahkan
Zaid untuk belajar bahasa Syria. Demikian Zaid mempunyai fungsi penting ketika
Rasulullah berunding dan berkomunikasi dengan bangsa-bangsa yang tidak bisa
bahasa Arab.
Ketiga, dari ciri pemuda yang diharapkan di dalam Islam
adalah memiliki keterampilan dalam berbagai hal untuk dimanfaatkan dalam
kebaikan dan kebenaran dalam upaya mencapai kemajuan diri, keluarga,
masyarakat, agama, bangsa dan negara. Pada masa Rasulullah SAW para sahabat
telah menunjukkan kemampuan yang terampil dalam berbagai hal, ada yang terampil
dalam berdagang, berperang dan sebagainya yang semua ini tentu saja amat
berguna.
Kepada
mereka yang memang terampil, Rasulullah SAW sendiri tidak segan-segan memberi
penghargaan dan amanah guna mengembangkan keterampilannya itu. Maka ketika
Usamah bin Zaid telah menunjukkan keterampilannya yang luar biasa dalam
berperang, beliau tidak segan-segan mengangkatnya menjadi panglima perang
meskipun umurnya baru 17 tahun, sementara Mush’ab bin Umair yang terampil dalam
dakwah, ditugaskan beliau untuk dakwah ke Yatsrib (Madinah).
Ciri
keempat, memiliki tanggung jawab, Di
antara bukti kebenaran dan kemuliaan nilai-nilai Islam adalah adanya tuntutan
tanggung jawab dari setiap individu atas semua perbuatannya. Diferensiasi yang
hakiki antara manusia adalah dengan mengukur rasa tanggung jawab serta kemauan
untuk menanggung akibat dari perbuatan yang dilakukan.
Prinsip
tanggung jawab ini merupakan salah satu prinsip yang ditetapkan dalam Al Qur’an
dalam sejumlah ayatnya :كُلُّ نَفْسٍ بِمَا كَسَبَتْ رَهِينَةٌ. “Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang
telah diperbuatnya” (QS. 74 Al Mudatsir : 38).
Pada
prinsipnya tanggung jawab ini mencakup kepada tiga hal, yaitu; tanggung jawab
pemuda sebagai seorang individu, tanggung jawab sebagai anggota masyarakat,
tanggung jawab sebagai bagian dari umat. Menunaikan kewajiban terhadap umat
Islam yang tersebar di seluruh belahan dunia dan dalam setiap bidang
kehidupan. Ketiga, tanggung jawab tersebut dengan segala
cakupannya menurut DR. Ali Abdul Halim Mahmud mantan Syeikh Al Azhar dalam
kitabnya At-Tarbiyah al-Khuluqiyah dengan edisi Indonesia “Akhlak mulia”
menegaskan bahwa meninggalkan ketiga kewajiban ini merupakan keburukan yang dicela
oleh Islam. Ketiga tanggung jawab tersebut sangat sesuai dengan nilai-nilai
kemasyarakatan dan nilai-nilai kemanusiaan atau humanisme.
اْلآيَاتِ فِيْهِ مِنَ بِمَا وَإِيَّاكُمْ وَنَفَعَنِيْ الْعَظِيْمِ
الْقُرْآنِ فِي وَلَكُمْ لِيْ اللهُ بَارَكَ
الْمُسْلِمِيْنَ وَلِسَائِرِ وَلَكُمْ لِيْ اللهَ وَأَسْتَغْفِرُ هَذَا قَوْلِيْ أَقُوْلُ . الْحَكِيْمِ وَالذِّكْرِ
الرَّحِيْمُ الْغَفُوْرُ إِنَّهُ هُوَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ
ذَنْبٍ كُلِّ مِنْ
وَأَشْهَدُ الصَّالِحِينَ وَلِيُّ اللهُ إِلاّ إِلهَ لاَ أَنْ وَأَشْهَدُ الْعَالَمِينَ
رَبِّ للهِ الْحَمْدَ إِنّ
آلِ وَعَلَى مُحَمَّدٍ عَلَى صَلِّ اَللَّهُمَّ
وَالْمُرْسَلِينَ بِيَاءِ الأَنْ خَاتَمُ مُحَمّدًا أَنّ
وَبَارِكْ.مَجِيْدٌ حَمِيْدٌ إِنَّكَ
إِبْرَاهِيْمَ، آلِ وَعَلَى إِبْرَاهِيْمَ
عَلَى صَلَّيْتَ كَمَا مُحَمَّدٍ
إِبْرَاهِيْمَ، آلِ وَعَلَى إِبْرَاهِيْمَ
عَلَى بَارَكْتَ كَمَا مُحَمَّدٍ آلِ وَعَلَى مُحَمَّدٍ عَلَى
أَمَّابعد.مَجِيْدٌ حَمِيْدٌ إِنَّكَ
Untuk
mewujudkan pemuda yang berkualitas itu, maka paling tidak ada tiga institusi
yang mempunyai pengaruh sangat efektif, yaitu :
a. Keluarga, dalam pengertian sempit mencakup kedua orang tua, saudara dan kerabat. Dalam pengertian luas mencakup teman, tetangga, masyarakat secara keseluruhan.
b. Masjid, memberi pengaruh yang baik bagi jiwa orang-orang dalam berhubungan dengan sangPencipta.
c. Sekolah, meliputi unsur-unsur yang ada di dalamnya, buku, peralatan, methode, gedung dan hal-hal yang mempengaruhi murid.
a. Keluarga, dalam pengertian sempit mencakup kedua orang tua, saudara dan kerabat. Dalam pengertian luas mencakup teman, tetangga, masyarakat secara keseluruhan.
b. Masjid, memberi pengaruh yang baik bagi jiwa orang-orang dalam berhubungan dengan sangPencipta.
c. Sekolah, meliputi unsur-unsur yang ada di dalamnya, buku, peralatan, methode, gedung dan hal-hal yang mempengaruhi murid.
Para
pemuda sangat dituntut untuk mempersiapkan dirinya guna menyongsong masa depan
agama, bangsa dan negara yang cerah, dan mempersiapkannya memerlukan perhatian
dan kerja sama yang serius.
مِنْهُمْ اْلأَحْيَاءِ وَالْمُؤْمِنَاتِ
وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، لِلْمُسْلِمِيْنَ اغْفِرْ اَللَّهُمَّ
الدّعَوَاتِ مُجِيْبُ قَرِيْبٌ
سَمِيْعٌ إِنَّكَ وَاْلأَمْوَاتِ،
حَمَلْتَهُ كَمَا إِصْرًا عَلَيْنَا
تَحْمِلْ وَلاَ رَبّنَا
أَخْطَأْنَا أَوْ نَسِيْنَا إِنْ نَا لاَتُؤَاخِذْ رَبّنَا
عَنّا وَاعْفُ بِهِ لَنَا طَاقَةَ
مَالاَ تًحَمّلْنَا وَلاَ رَبّنَا قَبْلِنَا مِنْ اّلذِيْنَ
ى عَلَ
الْكَافِرِيْنَ. الْقَوْمِ
عَلَى فَانْصُرْنَا مَوْلاَنَا
أَنْتَ وَارْحَمْنَا لَنَا وَاغْفِرْ
.النّارِ عَذَابَ وَقِنَا حَسَنَةً اْلأَخِرَةِ
وَفِي حَسَنَةً الدّنْيَا فِي ءَاتِنَا رَبَنَا
العالمين لله رب والحمد
Tidak ada komentar:
Posting Komentar