Kejujuran Versus Kecurangan dan Korupsi
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an :
وَيُقِيمُوا الصَّلاَ ةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ
وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ وَمَا أُمِرُوا إِلاَّ لِيَعْبُدُوا اللهَ
مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ
, artinya : “Padahal mereka tidak
disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta`atan kepada-Nya
dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan
menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus” (QS. 98
Al-Bayyinah 5).
Ibadah wajib dengan hati yang ikhlas tanpa
riya atau munafiq, semata-mata ikhlas karena Allah. Ikhlas/jujur menurut Islam
adalah benar dalam perkataan dan amanah dalam perbuatan dan menjaga muru’ah,
apa yang tersirat dalam hati, sama dalam perbuatan lahir serta jauh dari
kebohongan, riya’, dan kemunafikan. اَوْصَانِى رَبِّى بِتِسْعِ أُوْصِيْكُمْ بِهَا
, Allah
SWT berwasiat kepada Nabi Muhammad SAW dalam hadits Qudsy, yang
diwasiatkan Nabi kepada umatnya :
1. Jujur lahir bathin أَوْصَانِى بِاْلإِخْلاَصِ فِىالسِّرِّوَاْلعَلاَنِيَةِ
2.
Adil terhadap kawan
dan lawan وَاْلعَدْلِ
فِىالرِّضَا وَاْلغَضَبِ
3.Hidup
bersahaja baik waktu kaya maupun miskin وَاْلقَصْدِ فِىاْلغِنَى وَاْلفَقْرِ
4. Pemaaf terhadap yang sudah menganiayanya وَأَنْ أَعْفُوَ عَمَّنْ ظَلَمَنِى
5. Menolong orang yang pernah merugikannya وَأُعْطِىَ مَنْ حَرَمَنِى
6.
Bersilaturrahmi
dengan orang yang memutuskan silaturrahmi kepadanya
وَأَصِلَ مِنْ قَطَعَنِى
7.
Ucapannya dijadikan
dzikir, وَأَنْ
يَّكُوْنَ صُمْتِى فِكْرًا
8.
Diamnya dijadikan
fikir, dan وَنُطْقِى
ذِكْرًا
9. Pandangannya dijadikan ‘itibar وَنَظَرِى عِبْرًا
Dampak kejujuran dalam kehidupan :
1.
Efisiensi pekerjaan dan pembiayaan
2.
Penghematan yang maksimal
3.
Keberanian yang penuh tanggung jawab
4.
cepat dan tepat mengambil solusi
5.
Berani berkata apa adanya
6.
Kepemimpinan yang amanah
7.
Mena’ati proses yang ditetapkan
8.
Kepastian prilaku personal (integritas)
9.
Tidak bercampur yang hak dengan yang bathil
10.
Ketenangan lahir dan bathin
11.
Berani mengambil tindakan tegas.
Labelitas Muslim adalah : 1) Kejujuran, 2)
Kesederhanaan, dan 3) Keadilan.وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلاً مِمَّنْ دَعَا إِلَى اللهِ وَعَمِلَ صَالِحًا
وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ
, artinya
: “Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada
Allah, mengerjakan amal yang shaleh dan berkata: “Sesungguhnya aku termasuk
orang-orang yang berserah diri” (QS. 41 Al-Fushilat 33)Mengacu pada nilai
yang terkandung dalam ajaran ibadah :
1.
Syahadat; statetmen dan commitment pribadi kepada Allah SWT
2.
Sholat; melahirkan manusia tertib dan teratur, bersih dan terbentengi dari
perilaku keji dan segala kemaksiatan :
.وَأَقِمِ الصَّلاَةَ إِنَّ الصَّلاَ
ةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ وَاللهُ
يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ , artinya : “Dan
dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan)
keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar
(keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu
kerjaka” (QS. 29 Al-Ankabut 45).
3.
Puasa; melahirkan manusia; Jujur, penuh kasih sayang, dan penuh persaudaraan.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا
كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
artinya
: Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa” (QS. 2
Al-Baqarah 183).
4.
Zakat; melahirkan menusia sosial dan dirinya terbentengi dari faham
materialisme.خُذْ مِنْ
أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِمْ بِهَا
, artinya
: “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka” (QS. At-Taubah 103).
5.
Haji; melahirkan manusia global yang menjunjung tinggi harkat dan martabat
manusia di atas landasan ketaqwaan, menjadi manusia terbaik (mabrur)
اَلْحَجُّ اْلمَبْرُوْرُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءُ اِلاّ
َاْلجَنَّةِ (الحديث)Labelitas Muslim adalah catatan
sejarah lahir dan berkembangnya Islam bukan terletak pada kekuatan persenjataan
dan kejayaan material, tapi adalah integritas setiap Muslim yang hidup
berprilaku jujur, bersahaja dan adil. Sekarang prilaku ini yang dituntut dan
sekaligus menjadi tantangan, karena Islam tidak bermakna bagi orang yang
pintar, kaya dan berkuasa, apabila tidak didasari kejujuran, kesederhanaan dan
keadilan. Itulah sebabnya sering kita mendengar ucapan-ucapan yang menyakitkan
umat Islam, mereka berucap : Shalat, puasa dan berhaji berulang-ulang, tapi
korupsi pun terus? Na’uzubillah
Tuduhan
sinis yang dialamatkan kepada orang yang melakukan rutinitas beribadah yang
tidak mempengaruhi perilakunya dalam arti ibadahnya nampaknya baik, tapi
perilakunya tidak berubah menjadi baik. Karena itu pulalah orang ada yang
berpendapat, yang penting asal dia berbuat baik saja sudah cukup.Pandangan ini
tumbuh, karena agama dibanggakan sebagai syi’ar atau simboliknya, padahal agama
adalah pedoman hidup lahir dan bathin yang melahirkan manusia “Khairo
Ummah”.Allah SWT berfirman :
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ
تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللهِ ,
artinya
: “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh
kepada yang ma`ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah” (QS.
3 Ali Imran 110).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar